Penjadwalan CPU
Penjadwalan CPU adalah pemilihan proses dari antrian ready untuk dapat dieksekusi. Penjadwalan CPU merupakan konsep dari multiprogramming, dimana CPU digunakan secara bergantian untuk proses yang berbeda. Suatu proses terdiri dari dua siklus yaitu Burst I/O dan Burst CPU yang dilakukan bergantian hingga proses selesai. Penjadwalan CPU mungkin dijalankan ketika proses:- running ke waiting time
- running ke ready state
- waiting ke ready state
- terminates
Pada saat CPU menganggur, maka sistem operasi harus menyeleksi proses-proses yang ada di memori utama (ready queue) untuk dieksekusi dan mengalokasikan CPU untuk salah satu dari proses tersebut. Seleksi semacam ini disebut dengan shortterm scheduler (CPU scheduler).
Komponen yang lain dalam penjadwalan CPU adalah dispatcher, Dispatcher adalah suatu modul yang akan memberikan kontrol pada CPU terhadap penyeleksian proses yang dilakukan selama short-term scheduling . Waktu yang diperlukan oleh dispatcher untuk menghentikan suatu proses dan memulai proses yang lain disebut dengan dispatch latency.
Jika dalam suatu proses Burst CPU jauh lebih besar daripada Burst I/O maka disebut CPU Bound. Demikian juga sebaliknya disebut dengn I/O Bound.
Waktu akses adalah waktu tunda atau latency antara permintaan ke sistem elektronik, dan akses yang sedang diselesaikan atau data yang diminta kembali.
* Dalam sistem telekomunikasi, waktu akses adalah delay antara mulai dari upaya akses dan akses yang sukses. nilai waktu akses diukur hanya pada upaya akses yang mengakibatkan akses sukses.
* Di komputer, itu adalah interval waktu antara peristiwa dimana unit kontrol instruksi untuk memulai panggilan data atau permintaan untuk menyimpan data, dan peristiwa dimana pengiriman data selesai atau penyimpanan dimulai.
* Dalam disk drive, disk waktu akses adalah waktu yang diperlukan untuk komputer untuk mengolah data dari prosesor dan kemudian mengambil data yang dibutuhkan dari perangkat penyimpanan, seperti hard drive. Untuk hard drive, disk akses waktu ditentukan oleh jumlah waktu spin-up, mencari waktu, menunda rotasi, dan waktu transfer.
o waktu Spin-up - adalah waktu yang dibutuhkan untuk mempercepat disk untuk mempercepat operasi. Sering digunakan drive sering kiri berputar untuk meningkatkan waktu akses, tetapi drive dapat berputar turun untuk mengurangi penggunaan energi atau kebisingan.
o Seek Time (waktu pencarian) - adalah waktu untuk lengan akses untuk mencapai melacak disk yang diinginkan.
o Rotational delay - penundaan untuk rotasi disk untuk membawa sektor disk yang disyaratkan dalam mekanisme-baca tulis. Ini sangat tergantung pada kecepatan rotasi dari sebuah disk, diukur dalam revolusi per menit (RPM).
o waktu Transfer - waktu selama data yang sebenarnya dibaca atau ditulis ke medium, dengan throughput tertentu.teoritis dari rata-rata keterlambatan rotasi akan ditampilkan dalam tabel di bawah ini, berdasarkan hubungan empiris bahwa rata-rata latency dalam milidetik untuk drive tersebut adalah sekitar 30000/RPM:
Spindle RPM | Average latency (ms) |
---|---|
4200 | 7.14 |
5400 | 5.55 |
7200 | 4.17 |
10000 | 3 |
15000 | 2 |
- Algoritma Penjadwalan First Come, First Served (FCFS).
- Algoritma Penjadwalan Shortest Job First. terbagi menjadi premptive dan non-premptive
- Algoritma Penjadwalan Priority Schedulling (jadwal prioritas).
- Algoritma Penjadwalan Round Robin.
PENJADWALAN PREMPTIVE
PENJADWALAN NON PREEMPTIVE
Penjadwalan Non Premptive ialah salah satu jenis penjadwalan dimana sistem operasi tidak pernah melakukan context switch dari proses yang sedang berjalan ke proses yang lain. Dengan kata lain, proses yang sedang berjalan tidak bisa di- interupt.
Penjadwalan Non Premptive terjadi ketika proses hanya:
Algoritma penjadwalan CPU yang berbeda akan memiliki perbedaan properti. Sehingga untuk memilih algoritma ini harus dipertimbangkan dulu properti-properti algoritma tersebut. Ada beberapa kriteria yang digunakan untuk melakukan pembandingan algoritma penjadwalan CPU, antara lain:
1. CPU utilization. Diharapkan agar CPU selalu dalam keadaan sibuk. Utilitas CPU dinyatakan dalam bentuk prosen yaitu 0-100%. Namun dalam kenyataannya hanya berkisar antara 40-90%.
2. Throughput. Adalah banyaknya proses yang selesai dikerjakan dalam satu satuan waktu.
3. Turnaround time. Banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi proses, dari mulai menunggu untuk meminta tempat di memori utama, menunggu di ready queue, eksekusi oleh CPU, dan mengerjakan I/O.
4. Waiting time. Waktu yang diperlukan oleh suatu proses untuk menunggu di ready queue. Waiting time ini tidak mempengaruhi eksekusi proses dan penggunaan I/O.
5. Response time. Waktu yang dibutuhkan oleh suatu proses dari minta dilayani hingga ada respon pertama yang menanggapi permintaan tersebut.
6. Fairness. Meyakinkan bahwa tiap-tiap proses akan mendapatkan pembagian waktu penggunaan CPU secara terbuka (fair).
1.) First-Come First-Served Scheduling [ FCFS ]
Process Burst Time
P1 24
P2 3
P3 3
Gant Chart dengan penjadwalan FCFS adalah sebagai berikut :
Waktu tunggu untuk P1 adalah 0, P2 adalah 24 dan P3 adalah 27 sehingga rata-rata waktu tunggu adalah (0 + 24 + 27)/3 = 17 milidetik. Sedangkan apabila proses datang dengan urutan P2, P3, dan P1, hasil penjadwalan CPU dapat dilihat pada gant chart berikut :
2.) Shortest Job First Scheduler (SJF)
1.> SJF Non preemptive, bila CPU diberikan pada proses, maka tidak bisa ditunda sampai CPU burst selesai.
2.> SJF Preemptive, jika proses baru datang dengan panjang CPU burst lebih pendek dari sisa waktu proses yang saat itu sedang dieksekusi, proses ini ditunda dan diganti dengan proses baru. Skema ini disebut dengan Shortest-Remaining-Time-First (SRTF).
SJF adalah algoritma penjadwalan yang optimal dengan rata-rata waktu tunggu yang minimal. Misalnya terdapat empat proses dengan panjang CPU burst dalam milidetik.
PROCESS ARRIVAL TIME BURST TIME
P1 0.0 7
P2 2.0 4
P3 4.0 1
P4 5.0 4
SJF NON-PREEMPTIVE
Cara Menganalisa :
- Pertama, Pada Urutan Pertama Masukkan Proses Yang Memiliki Arrival Time Terkecil. Dan Proses Selanjutnya Melihat Burst Time Terkecil
- Menghitung Rata-Rata, Waktu Tunggu Dikurangi Arrival Time
Diperoleh Waktu tunggu untuk P1 adalah 0, P2 adalah 6, P3 adalah 3 dan P4 adalah 7 sehingga
rata-rata waktu tunggu adalah (0 + 6 + 3 + 7) /4 = 4 milidetik.
SJF PREEMPTIVE
Cara Menganalisa :
- Pertama, Urutkan Dari Arrival Time Terkecil
- Masukkan Nilai Burst Time Ke Waktu Yang Telah Tersedia (Arrival Time). Misal P1 Memiliki Burst Time "7" Sedangkan P1 Yang Tersedia Harus Membutuhkan 2 Milidetik. Jadi 7 Dikurangi Waktu Yang Dibutuhkan (Bukan Waktu Proses) Jadi P1 Masih Tersisa "5"
- Karena P4 Tidak Memiliki Waktu Proses Jadi Langsung Diletakkan Di Bagian SISA
- Letakkan Waktu Yang Yang Tersisa Di Bagian Setelah Waktu Yang Ditentukan.
- Menghitung Rata-Rata, JIKA PROSES TERJADI LEBIH DARI 1 KALI misal P1 Ada Dua Seperti GantChart Diatas Di Awal Dan Diakhir. Cara Menghitung Adalah Waktu Tunggu Yang Terakhir Dikurangi Waktu Proses Yang Pertama. Jadi 11-2=9 P1=9
- Jika Proses Hanya Terjadi 1 Kali Maka Cara Menghitungnya Adalah Waktu Tunggu Dikurangi Arrival Time.
SISA
P2 = 2
P4 = 4
- Urutkan Dari SISA Yang Paling Kecil. Diperoleh P2, P4, P5
Waktu tunggu untuk P1 adalah 9, P2 adalah 1, P3 adalah 0 dan P4 adalah 2 sehingga rata-rata waktu tunggu adalah (9 + 1 + 0 + 2)/4 = 3 milidetik.
3.) Priority Scheduling
Process Burst Time Priority
P1 10 3
P2 1 1
P3 2 3
P4 1 4
P5 5 2
Penjadwalan proses dengan algoritma priority dapat dilihat pada gant chart berikut :
Waktu tunggu untuk P1 adalah 6, P2 adalah 0, P3 adalah 16, P4 adalah 18 dan P5 adalah 1 sehingga rata-rata waktu tunggu adalah (6 + 0 +16 + 18 + 1)/5 = 8.2 milidetik.
4.) Round-Robin Scheduling
Jika suatu proses memiliki CPU burst lebih kecil dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut akan melepaskan CPU jika telah selesai bekerja, sehingga CPU dapat segera digunakan oleh proses selanjutnya. Sebaliknya, jika suatu proses memiliki CPU burst yang lebih besar dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut akan dihentikan sementara jika sudah mencapai waktu quantum, dan selanjutnya mengantri kembali pada posisi ekor dari ready queue, CPU kemudian menjalankan proses berikutnya.
Jika terdapat n proses pada ready queue dan waktu quantum q, maka setiap proses mendapatkan 1/n dari waktu CPU paling banyak q unit waktu pada sekali penjadwalan CPU. Tidak ada proses yang menunggu lebih dari (n-1)q unit waktu. Performansi algoritma round robin dapat dijelaskan sebagai berikut, jika q besar, maka yang digunakan adalah algoritma FIFO, tetapi jika q kecil maka sering terjadi context switch.
Misalkan ada 3 proses: P1, P2, dan P3 yang meminta pelayanan CPU dengan quantum-time sebesar 4 milidetik.
Process Burst Time
P1 24
P2 3
P3 3
Penjadwalan proses dengan algoritma round robin dapat dilihat pada gant chart berikut :
Cara Menganalisa :
- Menghitung Rata-Rata, Jika Proses Terjadi Lebih Dari 1 Kali Maka Berapa Jumlah Proses Tersebut, Itulah Nilai Waktu Tunggu Yang Akan Dihitung Rata-Rata. Misal P1 Terjadi 6 Kali. Jadi P1= 6
Waktu tunggu untuk P1 adalah 6, P2 adalah 4, dan P3 adalah 7 sehingga rata-rata waktu
tunggu adalah (6 + 4 + 7)/3 = 5.66 milidetik.